Artikel
Kenalan Yuk! Tanaman Ini Namanya Trembesi
Rabu, 30 Mei 2018 00:00 WIB

Setiap orang yang lahir pasti akan memiliki nama. Di manapun kita berada, kita akan tetap memiliki nama yang sama atau setidaknya kita hanya akan memiliki satu atau dua nama panggilan sehari-hari. Tapi tahukah kamu, kalau pohon yang satu ini memiliki banyak sekali nama.

Di Jawa Barat atau Sunda, mereka menyebutnya Ki Hujan, mereka yang berbahasa Melayu memanggilnya sebagai Kayu Ambon, sementara di Jawa, pohon ini biasa disebut dengan Munggur, Punggur, ataupun Meh. Sementara di negara tetangga Malaysia, mereka memanggilnya dengan pohon pukul lima, di Thailand disebut dengan jamjuree, di Vietnam dipanggil Cay mura.

Dalam bahasa inggris pun, pohon ini memiliki nama panggilan berbeda. Kadang disebut sebagai East Indian Walnut, kadang Rain Tree, kadang Saman Tree, kadang Acacia Preta dan juga kadang False Powder Puff. Namun, akhirnya dunia internasional sepakat menyebut pohon ini dengan Samanea Saman atau Albizia Saman, dan di Indonesia dikenal sebagai Trembesi.

Pohon ini masuk ke dalam kategori tanaman yang cepat tumbuh, mereka bisa tumbuh 75 cm hingga 150 cm hanya dalam satu tahun. Pohon ini pun bisa tumbuh setinggi 15 hingga 25 meter, dan tergolong tanaman “bandel”, mengapa? Trembesi dapat bertahan hidup di negara yang memiliki musim kering hingga 4 bulan dengan kisaran suhu 20 hingga 38 derajat Celcius.

Trembesi memiliki karakter daun yang tebal dan memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Trembesi bisa menyerap 28,5 ton karbondioksida/pohon/tahun. Jauh lebih banyak dibanding Akasia yang menyerap 5,3 ton karbondioksida/pohon/tahun, sementara Kenanga menyerap 0,8 ton karbondioksida/pohon/tahun.

Di tahun 2010, Djarum Trees For Life memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman trembesi di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah. Jalur Pantai Utara merupakan salah satu jalur utama yang menjadi nadi bagi transportasi darat. Puluhan ribu kendaraan, mulai dari kendaraan roda dua, mobil, hingga truk muatan, diperkirakan melintasi jalur tersebut setiap hari. Tak hanya menanam, Djarum Trees For Life pun berkomitmen untuk merawat Trembesi selama tiga tahun.

Dan di awal bulan Mei lalu, Djarum Foundation akhirnya tiba di titik terakhir dalam upaya menghijaukan kondisi jalur jalan di Jawa Tengah, yang meliputi Semarang – Bawen – Lingkar Ambarawa – Magelang – Lingkar Yogyakarta – Solo – Boyolali – hingga Salatiga. Telah berhasil tertanam sebanyak 10.576 Pohon Trembesi di seluruh jalur Joglosemar sepanjang 261 KM. Melebihi target awal yang dicanangkan yaitu sebanyak 10 ribu Pohon Trembesi.

Sejak dimulai tahun 2010 lalu, total Djarum Trees For Life sudah berhasil menanam Trembesi di sepanjang 2,150 KM yang terbentang di Pantura, Lingkar Madura, Kualanamu Medan, Joglosemar, Lombok dan Tol Cipali.