Artikel
Trembesi dan Polusi
Minggu, 7 Januari 2018 00:00 WIB

 

Dampak semakin meningkatnya polusi udara adalah terjadinya peningkatan suhu yang cukup ekstrem di bumi yang belakangan ditengarai juga menyebabkan perubahan iklim.

 

Salah satu zat berbahaya yang terdapat dalam udara adalah CO2. Buruknya kualitas udara akibat pencemaran CO2, harus diwaspadai karena dapat berdampak pada kesehatan tubuh yang berisiko pada kematian. Tak hanya itu, perubahan iklim yang saat ini mulai terlihat tanda-tandanya pun bukan tidak mungkin menjadi kenyataan jika kondisi ini tidak ditanggulangi.

 

Menekan polusi, khususnya mengoptimalkan penyerapan CO2, dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara. Memperbanyak jalur hijau dengan menanam pohon jadi salah satu langkah yang dapat ditempuh.

 

Seperti yang diketahui bersama bahwa pohon dapat membantu menyerap CO2. Jika CO2 berdampak buruk bagi kesehatan manusia, zat tersebut justru menguntungkan dan baik untuk proses fotosintesis tumbuhan yang terjadi di daun. Dalam hal ini, jenis pohon yang dikategorikan memiliki kemampuan cukup baik menyerap polusi adalah pohon trembesi.

 

Trembesi mampu menyerap CO2 lebih banyak dibandingkan pohon lain. Sebagai perbandingan, satu trembesi mampu menyerap CO2 sebanyak 28,5 ton per tahun. Jika dibandingkan pohon akasia (5,3 ton CO2 per tahun satu pohon), dan pohon kenanga (0,8 ton per tahun), jelas trembesi mampu mereduksi polusi lebih baik.

 

Sebagai ilustrasi, jika jejak karbon rata-rata penduduk Indonesia 1,8 ton per tahun, maka satu pohon trembesi dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari sekitar 15 penduduk Indonesia.

 

Tak hanya menyerap polusi, daun trembesi yang sensitif terhadap cahaya dan mampu menutup secara bersamaan dalam cuaca mendung, membuat air hujan dapat menyentuh tanah di bawah pohon.

 

Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, trembesi yang memiliki daya serap air yang baik mampu mencegah air meninggi di atas permukaan tanah atau banjir.